Kamis, 21 April 2016

MATERI GRAND THEORY, MIDDLE RANGE THEORY, DAN NARROW THEORY.

GRAND TEORI SECARA UMUM
Grand theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan keseluruhan dari kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Pada dasarnya berlawanan dengan empirisme, positivisme atau pandangan bahwa pengertian hanya mungkin dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan fenomena. Interaksionisme simbolik sejatinya terdiri atas dua penggal kata, yaitu interaksi dan simbolik. Grand Theory  menekankan pada konsep keseimbangan, pengambilan keputusan, sistem dan bentuk komunikasi sebagai sarana dasar perangkat pengatur (central organizing devices) untuk mengkaji hubungan internasional. Grand theory, istilah yang diciptakan oleh C. Wright Mills dalam ‘The sociological imagination (1959)’ yang berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang tersusunan atas konsep-konsep yang diprioritaskan atas dapat mengerti dunia sosial. Grand Teor juga  adalah sebuah istilah yang ditemukan oleh seorang ahli sosioligis bernama Charles Wright Mills dalam bukunya yang berjudul "The Sociological Imagination" untuk menunjukan bentuk teori absraksi tinggi yang mana pengaturan formal dan susunan dari konsep-konsep lebih penting dibandingkan pengertian terhadap dunia sosial.  Dalam pandangannya , Grand Teori kurang lebih dipisahkan  dari perhatian nyata kehidupan sehari-hari dan berbagai variasinya dalam ruang dan waktu.Bersumber dari: Qu(Cambridge, 1985entin Skinner, ed., The Return of Grand Theory in the Human Sciences

Ø TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Merupakan teori dalam sisiologi modern di dalamnya berintikan pemikiran penting dari berbagai tokoh sosiologi terutama George Herbert mead. Teori ini memusatkan perhatian lebih pada individu tentang bagaimana individu berinteraksi dengan individu lain dengan menggunakan symbol symbol yang signifikan merupakan bahasa. Interaksionisme simbolik sejatinya terdiri atas dua penggal kata, yaitu interaksi dan simbolik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, interaksi didefinisikan sebagai hal, saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan[1].  Sedangkan definisi dari simbol adalah sebagai lambang, menjadi lambang, mengenai lambang (2001: 1066).Francis Abraham dalam Modern Sociological Theory (1982) menyatakan bahwa interaksionisme simbolik pada hakikatnya merupakan sebuah perspektif yang bersifat sosial- psikologis, yang terutama relevan untuk penyelidikan sosiologis.Esensi dari interaksi simbolik itu sendiri merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menjadi ciri khas manusia dengan simbol yang memiliki makna tertentu. (Mulyana, 2003: 59) Secara sederhana, interaksionisme simbolik dapat dimaknai sebagai suatu hubungan timbal balik antarpersonal dengan menggunakan simbol- simbol tertentu yang sudah dimafhumi artinya.





Ø  PERKEMBANGAN THEORY
Interaksionisme simbolik berkembang pada abad 19-20 di Chicago, mead merupakan cikal bakal muncul nya teori interksionisme simbolik dengan pemikiran nya “the teorethical pperspective. Teori berfokus pada tindakan dan makna dalam masyarakat. Setelah memperoleh suatu makna, manusia akan bertindak sesuai dengan makna tersebut, contoh nya adalah, dalam perkembangan individu manusia yang dominan di pengaruhi oleh lingkungan, karna cikal bakal pemikiran yang lahir adalah ketika individu melihat suatu sikap atau perilaku yang ada dalam ruang lingkup tersebut dan akan mempengaruhi pribadi atau tingkah laku yang akan menjadi karakter pada individu tersebut.



MIDDLE RANGE THEORY
Middle-range theory dikemukakan oleh sosiolog amerika Robert Merton dalam ‘Social theory and social Structure’ (1957) untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-hipotesis terbatas dari studi empirisme dan teori-teori besar yang abstrak yang diciptakan Talcott Parson. Dia menjelaskan middle-range theory sebagai teori yang berbohong diantara minor-minor tapi diperlukan hipotesis yang berkembang dalam keadaan yang berlimpah dalam penelitian selama berhari-hari hingga diperlukan usaha-usaha sistematis untuk mengembangkan teori gabungan yang akan menjelaskan seluruh penelitian yang seragam dari perilaku sosial, organisasi dan perubahan sosial. Banyak konsep tang dikembangkan dari mid-range theories telah menjadi bagian dari kosakata dasar sosiologi : retreatisme, ritualisme, manifest dan latent functions, opportunity structure, paradigma, reference group, role-sets, self-fulfilling propechy dan unintended concequence. Pemikira middle-range theory secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi pandangan  sosiolog atas pekerjaan mereka.
Mid-range theory disepakati sebagai suatu bidang yang relatif luas dari suatu fenomena, tapi tidak membahas keseluruhan fenomena dan sangat memperhatikan kedisiplinan (Chinn and Kramer, 1995, p 216).
Beberapa mid-range theories didasari oleh grand theories. Hal ini ditegaskan pernyataan Smith (1994), bahwa fungsi utama grand theories adalah sebagai sumber utama yang selanjutnya akan dikembangkan oleh middle-range theories


*      TEORI PEMIKIRAN KELOMPOK
Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L Janis. Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan satu mode berpikir sekelompok orang yang sifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat. Untuk mencapai kebulatan suara klompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Grouptink dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan timbulnya kemerosotan efesiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (Mulyana, 1999).
West dan Turner (2008: 274) mendefinisikan bahwa pemikiran kelompok (groupthink) sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada. Jadi groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya tidak efektif lagi. Groupthink merupakan teori yang diasosiasikan dengan komunikasi kelompok kecil. Lahirnya konsep groupthink didorong oleh kajian secara mendalam mengenai komunikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh Raimond Cattel (Santoso & Setiansah, 2010:66). Melalui penelitiannya, ia memfokuskannya pada keperibadian kelompok sebagai tahap awal..

NARROW THEORY
Teori yang berusaha menjelaskan suatu aspek yang terbatas dari suatu fenomena seperti komunikasi.  Atau lebih menekankan pada orang-orang tertentu pada situasi tertentu pula. Kita tidak bisa mengelola untuk mendapatkan informasi di internet tentang teori ini, sehingga dari pemahaman kita, sebuah teori yang sempit adalah teori yang digunakan dan diterima oleh sekelompok kecil orang dan penjelasannya cukup sempit, teori ini juga menjelaskan pandangan pribadi dan pengalaman.
Narrow teori menitikberatkan pada orang-orang tertentu pada waktutertentu.Mis : aturan-aturan komunikasi dalam sebuah konflik umum.Ada beberapa konflik misalnya dalam sebuah stand point theoryharapan bahwa koreksi tentang sebab perempuan harus dimodifikasidengan menghubungkan pada tingkatan dan rasContoh: aturan2 komunikasi yang relevan ketika kita ada di dalam sebuah lift.



·         TEORI PENETRASI SOSIAL
Teori Penetrasi Sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan Taylor: penetrasi sosial.
Dalam teori penetrasi sosial, kedalaman suatu hubungan adalah penting. Tapi, keluasan ternyata juga sama pentingnya. Maksudnya adalah mungkin dalam beberapa hal tertentu yang bersifat pribadi kita bisa sangat terbuka kepada seseorang yang dekat dengan kita. Akan tetapi bukan berarti juga kita dapat membuka diri dalam hal pribadi yang lainnya. Mungkin kita bisa terbuka dalam urusan asmara, namun kita tidak dapat terbuka dalam urusan pengalaman di masa lalu. Atau yang lainnya.
Karena hanya ada satu area saja yang terbuka bagi orang lain (misalkan urusan asmara tadi), maka hal ini menggambarkan situasi di mana hubungan mungkin bersifat mendalam akan tetapi tidak meluas (depth without breadth). Dan kebalikannya, luas tapi tidak mendalam (breadth without depth) mungkin ibarat hubungan “halo, apakabar?”, suatu hubungan yang biasa-biasa saja. Hubungan yang intim adalah di mana meliputi keduanya, dalam dan juga luas.
Keputusan tentang seberapa dekat dalam suatu hubungan menurut teori penetrasi sosial ditentukan oleh prinsip untung-rugi (reward-costs analysis). Setelah perkenalan dengan seseorang pada prinsipnya kita menghitung faktor untung-rugi dalam hubungan kita dengan orang tersebut, atau disebut dengan indeks kepuasan dalam hubungan (index of relational satisfaction). Begitu juga yang orang lain tersebut terapkan ketika berhubungan dengan kita. Jika hubungan tersebut sama-sama menguntungkan maka kemungkinan untuk berlanjut akan lebih besar, dan proses penetrasi sosial akan terus berkelanjutan.


2 komentar:

  1. HARUS NYA DIBERI CONTOH KASUS BERUPA KALIMAT ATAU JUDUL DARI HASIL KAJIAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI-TEORI TERSEBUT

    BalasHapus
  2. Seharusnya sumber buku atau daftar pustaka terkait bahasan di atas dicantumkan :(

    BalasHapus